this is a story of a sun kingdom in a land of Cavoria, the colourful life of their warriors. a story that would engulfed the readers in no time.

Selasa, 19 Oktober 2010

13

Jalanan yang menyempit dan udara yang dingin adalah perpaduan yang kurang menyenangkan, pikir Yemima. Namun ia bersikukuh melewati rute tercepat dari Istana ke Indigzione ini, hanya untuk menjemput makhluk-makhluk aneh tidak bertanggung jawab yang ia sebut teman.

Perlahan lantunan keramaian merayapi kuping Yemima. Lampu jalanan mulai memasuki gang yang ditelusuri sang putri. Ia pun mempergegas dan memperlebar langkahnya, ingin segera mengakhiri perjalanan singkatnya. Tak lama, hadirlah sebuah papan bertuliskan Pampino's di hadapannya.

Lagu bertempo riang dengan sisipan nada sendu seketika menghampirinya bersamaan dengan udara hangat yang menghembus dari dalam Pampino's. Dengan cepat, mata Yemima menelusuri seluruh isi ruangan, mencari tanda keberadaan orang-orang yang diinginkan.

Matanyapun jatuh kepada saudara sedarahnya yang tampak sedang menikmati dikelilingi para gadis. Yemima pun berjalan mendekat, dan menangkap sorakan kecil gadis-gadis tersebut untuk Hector.


'Hector! Ayo kita pergi ke Arckageigh'
'Bawa aku ke Soleil, Pangeran!'
'Ijinkan aku menunggangi Versil bersama mu!'


Dan tentu saja Hector menikmati setiap atensi yang ditujukan kepadanya. Bagaimana tidak? Sedari tadi ia dipuja dan dimanjakan oleh gadis-gadis jelita.

"Hector!" Yemima hampir berteriak untuk mengalihkan perhatian Hector kepadanya.

Setengah sadar, Hector menolehkan kepalanya, menatap heran akan kehadiran kakaknya tersayang. "Yemima!" Hector melebarkan tangannya, menyambut Yemima seiring dengan senyuman yang muncul menghiasi wajahnya.
"Hector." Yemima sekali lagi memanggil Hector dengan nada tegas yang tak main-main. Memaksakan sebuah senyum, Yemima melanjutkan, "Soleil. Sekarang."

Melihat ekspresi Hector yang masih kebingungan, dengan helaan nafas panjang, Yemima berusaha mengucapkan hal yang ingin disampaikannya sekali lagi.
"Bukankah kau berjanji untuk menemani Raja Phidias bermain catur, Hector?" dia berusaha mengucapkannya semanis mungkin.
Para gadis tertawa lembut dan menanggapi perkataan Yemima mengenai Hector; betapa hebatnya Pangeran dapat berbincang dan menghabiskan waktu luang dengan Raja negeri seberang, terlebih Ledgetair.

Beberapa detik berlalu sebelum Hector mengerti sepenuhnya.
"Aah... Apakah Dia marah?' Hector bertanya pelan.
Mengulum senyum sambil membalikkan badan, Yemima menjawab, "Ia hanya kesal."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar