this is a story of a sun kingdom in a land of Cavoria, the colourful life of their warriors. a story that would engulfed the readers in no time.

Sabtu, 19 Juni 2010

10


Angin malam. Lampu remang. Dan ricuh suara penduduk.


Tiga hal yang dapat mendeskripsikan Indigzione saat malam. Kota utama di Suncreano ini adalah pusat kegiatan saat malam. Lantunan lagu yang lembut dan halus menjalar dari berbagai tempat, menyatu dengan suara sekitarnya.

"Ahh, sudah dapat kukecapi rasa makanan yang sedang Gertrude buat." Hector berkata dengan penuh semangat. Mengerutkan dahinya, Lancelot membalas, "Jadi kita akan makan di Pampino's ?" Dia mengerang malas.
"Apakah kau punya ide lain, Lancelot ? Lagipula mengapa kau malas ke tempat Pampino ? Memiliki darah yang sama dengan Cornelia membuat Gertrude juga pintar memasak, kan?" Kata Hades santai.
"Sungguh, Hades. Itu kalimat terpanjang yang kudengar darimu hari ini." Lancelot menatap takjub.

Tertawa, Ruffalo berkata, "Kau lupa, Hades, apa yang menyebabkan Lancelot malas untuk makan di tempat Pampino?" Pertanyaan Ruffalo menggantung di udara.

"Ah!" Hector berseru. Hades melihatnya dengan tatapan tanda tanya sebelum ikut menyusul Hector, "Aku ingat!" Serunya.
"Janina." Hector dan Hades mengucapkannya bersamaan.

Janina adalah anak perempuan Pampino yang memiliki perasaan khusus terhadap Lancelot. Awalnya dia sangat manis terhadap Lancelot, tapi lama-lama Janina menjadi sangat tergila-gila akan Lancelot dan selalu melemparkan dirinya pada Lancelot setiap kali mereka bertemu. Itulah yang membuat Lancelot menjadi kurang menyukai Janina dan berusaha menghindarinya disetiap kesempatan. Dan tentunya ini adalah bahan tertawaan untuk teman-temannya. Lancelot kembali mengerang dan berjalan menjauhi mereka yang sedang menertawakannya.

"Itu alasan pertama bagi Lancelot. Alasan kedua adalah... Pampino sudah menoreh nama Lancelot di daftar hitamnya." Kata Ruffalo seiring melanjutkan tawanya.

"Sudahlah, Ruffalo! Dan kejadian yang membuatku menghancurkan separuh tempatnya adalah salah lelaki brutal itu!" Lancelot setengah berteriak.
"Ya, tentu. Tapi ketika seseorang menyerang orang lain yang jauh lebih besar, menjatuhkannya berkali-kali, dan membuatnya tidak sadar, akan membawa dampak yang besar di tempat pertarungan. Yang tidak lain adalah tempat makan Pampino." Hector menjelaskan sambil separuh tertawa.

Hades pun menepuk bahu Lancelot, "Ayolah, kita sudah sampai." Erangan kembali keluar dari bibir Lancelot sambil memasuki Pampino's dengan didorong teman-temannya.

1 komentar: